Pages

Pocong Ngesot [2011]

Bookmark and Share

he's come back again! nayato fio nuala kembali melakukan penampakan setelah awal febuari lalu meneror kita dengan film berjudul kalung jailangkung yang bisa gue bilang merupakan template sampah dari film jelangkung arahan jose poernomo dan rizal mantovani yang booming pada awal tahun 2000-an.

di film terbarunya ini (yang entah film keberapa, gue males ngitung karena udah kebanyakan eksis dan bikin malu) nayato masih memakai formula yang sama. cara ngedirect yang gitu-gitu mulu, lokasi yang itu-itu dan hampir nggak berubah dari film sampah satu ke film sampah lain, naskah dangkal yang nggak jelas ujung pangkalnya dan pemilihan pemain yang aktingnya gitu-gitu aja: flat, garing, lebay, bisa ngejerit sekencang mungkin dan berani pamer bodi. oh pelis...

dengan tidak penting nayato memilih film bergenre horror komedi yang baru-baru ini lagi 'in' jadi trademark tetapnya untuk bereksplorasi. mungkin sudah bosan dengan drama remaja menyesatkan yang endingnya selalu lebe atau horror yang cuman jual hal-hal basi dengan template cerita yang udah banyak dijumpai? ah, entahlah. ngapain gue pikirin. kayak dia mau aja mikirin efek samping penonton filmnya aja #for example: guweh!.

pocong ngesot, adalah film nayato yang memakai judul pocong setelah pocong kamar sebelah (2009), pocong jalan blora (2009), pocong jumat kliwon (2010) dan pocong rumah angker (2010). mungkin karena dia memang cerdas, akhirnya dinikahkanlah pocong dan suster ngesot sehingga beranak pinak dan kita ketahui sekarang hasil hubungan laknat mereka (setannya, bukan nayato) bernama pocong ngesot.

film ini bercerita tentang... apa ya? dari awal sebenarnya gue udah pengen lemparin tai gue di layar karena film dibuka dengan sangat tidak penting: lomba makan cabe; yang tidak ada hubungan sama jalan cerita bahkan tidak lucu sama sekali. tapi entah kenapa gerombolan cewek SMA dibelakang gue pada ngakak seolah mereka lagi liat nayato striptis. oh pelis...

dan setelah selesai lomba makan cabe, kebodohan demi kebodohan pun mengalir dengan lancar kek jalan tol. bacotan asal jeplak, jejeritan nggak perlu, penampakan super narsis yang gak jelas juntrungannya dari pocong multi gender (maksudnya bentuk manusia si pocong bernama susi bentuk setan bernama susanto) dan tuyul-tuyul. bahkan setelah film berakhir pun gue tetep gak ngerti apa guna film ini diedarkan. untuk membuat gue ketawa, oh pelis, nggak banget. gue nggak ketawa (dan gue udah anggap cewek-cewek dibelakang gue idiot tanpa susah-susah. karena dari awal sampe film selesai mereka nggak berhenti jejeritan sampe gue gak bisa bedain mana jeritan dan mana tertawa). untuk membuat gue muntah, nah, kayaknya itu jawaban paling tepat dari sekian pilihan yang ada.

intinya, lupakan soal cerita. toh nayato bisa membuat film tanpa membaca skenario. sumpah deh, film ini jablay kemana-mana. kalo aja kursi bioskop boleh gue makan, pasti udah gue makan saat itu juga biar emosi gue kembali stabil. lumayan lah hemat duit buat beli makanan. #apaan deh!

rasanya yang paling berkesan dari pocong ngesot adalah ketika gue nungguin antrian tiket sambil ngesot dan twitteran di tangga masuk. haha... pengalaman menonton yang buruk. terima kasih nayato. sampai jumpa lagi dalam waktu dekat. mmuach #sok akrab #abaikan

sebelum gue tutup, gue mau nanya nih sama tembok, kenapa ya hampir disemua filmnya, nggak ada adegan yang NGGAK PAKE KAMAR MANDI BUAT JADI SETTING CERITA? tanya kenapa?

rating 1/10

http://www.smileycodes.info

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar