Pages

Tarung: City of Darkness [2011]

Bookmark and Share

ADVISORY WARNING: REVIEW INI TIDAK BEGITU PENTING. PELIS, JANGAN DIBACA! 

Info mengenai film dari sutradara kebanggaan kita satu ini sudah tercium lama sekali dengan judul awal Fight: City Of Darkness. Sebelum memakai nama asli dia-yang-tak-boleh-disebut, sutradara 'serba bisa' dengan seribu nama ini mencantumkan alter ego Lee Ngan Cheong yang entah dicomotnya darimana (asumsi gue sih setelah puasa boker 2 hari 2 malam di gunung Hua kuo) pada poster teasernya dibawah produksi Videocam Film. Tapi menjelang peluncuran resmi, apalagi dengan dilepasnya trailer yang sangat bergaya dia-yang-tak-boleh-disebut, film ini akhirnya berganti judul menjadi Tarung: City of Darkness dibawah rumah produksi yang namanya ikutan berganti pula menjadi Jelita Alip Film.Wah, dunia yang aneh -____-

Dibilang terobosan untuk genre sebenarnya tidak juga. Dia-yang-tak-boleh-disebut pernah bermain-main dengan ranah action dan kriminal pada film drama galau yang muncul dan menyampah lebih dulu di jaringan 21 meski porsinya hanya sekedar tempelan. Makanya, begitu melihat trailer Tarung yang tersebar lebih dahulu di youtube, gue sudah antipati. Sangat bercita rasa dia-yang-tak-boleh-disebut sekali. Plus kebiasaan trailer dari film hasil kreasinya yang suka membunuh isi filmnya sendiri. Yup, gimana nggak membunuh kalau dengan melihat trailernya saja kita sudah tau bagaimana nasib film ini.

Sudah, lupakan soal cerita karena sama sekali nggak worth it. Dimana nantinya hanya akan membuat kalian mengerutkan jidat dan nggak bisa kembali rata sampai pulang ke rumah, bahkan kalau mau, hingga berhari-hari kemudian. Seperti biasa lah, naskah yang ditawarkan sangat lemah bin maksa. Meski jujur saja at the first time memiliki premis yang cukup menarik kalau saja jatuh ditangan sutradara dan penulis skenario yang tepat. Bukannya jatuh di sineas yang lagi-lagi bermental sakit jiwa seperti ini. Lalu, apakah Tarung layak untuk disimak?

TIDAK! ABSOLUTETY NO! Kecuali kalian ini membuang waktu dan uang lalu mereview seperti gue. Yah, setidaknya gue masih mempunyai niat lain, disamping hobi rare ini, yaitu menyadarkan kalian dari sialnya menonton sampah model beginian. Memang apa sih yang membuat film ini sebegitu buruknya dimata gue meski dia-yang-tak-boleh-disebut sudah mencoba alternatif berebeda? Apa? Apa?

1. Akting kancrut dari semua pemain! Gimana nggak kancrut, kalo hampir semua aktor cowok yang pernah bermain di film-film dia-yang-tak-boleh-disebut minus Zaky Zimah, Andhika Pratama, Fero Walandouw dan Dallas Pratama pada reuni menunjukkan akting ternajis, terlebay dan kawan-kawan. Momen terburuk adalah ketika mendapati Volland Humangio berada ditengah-tengah mereka. Hampir dikatakan Volland tidak sedang berakting. Lalu ngapain? Bokerkah? Bukan, tentu aja untuk jadi bahan sempalan supaya cerita jadi panjang. Toh tanpa kemunculannya, sebenarnya film ini masih tetap bisa berjalan.

2. Akting kancrut Cinta Dewi yang awalnya ditujukan sebagai pemanis namun tidak manis sama sekali Sayang, aktingnya gitu-gitu melulu dan dia tak mau berusaha melakukan improvisasi selain improv untuk lebih berani pamer badan yang memang,  hell, lumayan seksi. Cinta Laura eh Cinta Dewi kelihatan beneran lagi akting ketika sedang menari diatas meja pada opening film. Selebihnya, forget it. Apalagi begitu mengetahui bulu keteknya belum dicukur dengan begitu sempurna. Oh shit, mau nyaingin Eva Arnaz? Langakahi mayat KKD dulu (?).

3. Kebodohan karakterisasi yang dibuat tanpa latar belakang dan seperti biasa, hanya untuk mempermudah dia-yang-tak-boleh-disebut mengeksplorasi jalan cerita hingga menjadi makin tidak-tidak

4. Kebodohan jalan cerita. Coba cek logika ketika tokoh Galang yang diperankan oleh ubur-ubur menolong adik tololnya dengan janji akan melunasi hutang dalam 3 hari. Tapi selama 3 hari kok dia cuma jalan-jalan, lontang lantung nggak jelas? Tolong KKD, buruan cium gue daripada terus lo siksa gue kayak gini *eh, salah cantumin nama woy!*

5. Editing yang berantakan dari Tiara Puspa Rani. Apalagi pace film yang lumayan cepat seperti ini membuat TPR sepertinya sangat kewalahan. Makanya jangan mau kerja sama KKD *salah sebut lagi woy!*

6. Banyak kebiasaan buruk sang sutradara yang akhirnya malah menjadi trade mark. Mari kita cek.

A. Hujan? Ada!
B. Clubbing? Jelas!
C. Cewek buka-bukaan? Tentu!
D. Gas elpiji 3kg? Hell of course!
E.  Gelap-gelapan? Yes iyeslah, judulnya aja uda mengandung kata Darkness!
F.  Adegan tengok kanan kiri sebelum berjalan? Tetep!
G. Darah? Gak usah ditanya!
F. Kereta api? WOW, GUE SYOK KENAPA BANYAK SEKALI FOOTAGE KERETA API NONGOL TANPA TUJUAN YANG JELAS DI FILM INI! APAA MAKSUDNYA?!?!

Kurang apalagi ya? Sepertinya kurang efek angin-anginan layaknya film india doang deh. Tumben dia-yang-tak-boleh-disebut-namanya lupa masukin.

7. ....

Kayaknya udahan deh yah, gue kan nggak lagi mau bikin skripsi!

Baiklah, masih yakin untuk menonton? Keputusan ada ditangah kalian. Akhir kata, tontonlah film Indoensia bermutu. Sekian dan sampai jumpa di review film dia-yang-tak-boleh-disebut  bergenre selain horor selanjutnya.

FAKTA TIDAK PENTING: Itu tolong ya, komentar-komentar di poster bisa dibuktiin nggak? Terutama yang terakhir. Mungkin maksudnya "KICKASS NAYATO" kalee, bukan "KICKASS ACTION!"

Rating ?

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar