setelah sukses bikin film slasher-slasher nggak jelas yang bakal muncul sekuelnya tahun ini berjudul air terjun pengantin 2, rizal mantovani kembali hadir dengan film horror seksi terbarunya yang bertitel jenglot pantai selatan. formula masih sama seperti yang dipakai di film air terjun pengantin atau taring. adegan berbikini ria super hot yang membuat 'berdiri'. serta sinematografi yang khas video klip. dan nggak ketinggalan, skenario yang dangkal.
bercerita tentang liburan yang, yah, kayaknya udah ada di film-film bahkan sebelum gue lahir. terus mengalami teror dari something entah manusia atau jenglot seperti yang film ini lakukan. jerit-jeritan. lari-larian. darah-darahan. pelis banget, apa sih yang ingin ditawarkan? oh, gue tahu, bodi bodi para cewek yang hampir semuanya berbikini, hampir disepanjang film. that's point!
dengan rilisnya film ini gue jadi bingung apa pro kontra undang-undang anti pornografi dan pornoaksi masih berlaku? haha, sumpah, melewati batas. meskipun nyeni, tapi tetep aja bisa gue bilang melanggar. kalo tau gitu nggak usah heboh deh waktu itu. karena hampir seisi film penuh dengan scene pamer lingerie. untung aja yang make seksi kayak wichita, debby ayu, febriyanie ferdzilla, celine evangelista dan gue benar-benar terhibur.
bisa gue bilang film ini terinspirasi dari film piranha 3D. bedanya, karena gak bisa bikin efek secanggih bule, diputarlah otak lalu jatuh pada pilihan dedemit lokal khas jawa; jenglot. gue nggak tau gimana bentuk jenglot karena gue pribadi nggak percaya ini mahluk beneran ada atau gimana, tapi gue pikir nggak gini-gini juga bentuknya.
kalo butuh tontonan yang menghibur, selain pamer bikini, lupakan film ini. 20 menit pertama masih oke. masih bisa gue terima. tapi setelah scene celine evangelista mati dicabik-cabik jenglot di tengah pantai dan jadi korban pertama. kok alur malah ngebosenin ya? gue nggak tahu mau dibawa kemana film ini. bahkan ketika satu persatu peran utamanya mati semua dan terjadi adegan hide and seek antar temmy (debby ayu) dan jenglot, gue nggak tahu mesti ngapain. antara mau muntah atau mencret di tempat. dan inilah jeleknya gue. udah tau kalo film sampah, masih juga di tonton.
dan yang bikin ketawa sampe pengen bentur-benturin jidat ke tembok, banyak banget kegejean yang melanda film ini. udah skenarionya dangkal, ngebosenin, geje pula. haha... rizal mantovani tuh buang-buang bakat dia aja deh.
daftar kegejean di film ini:
1. footage awal ketika diperlihatkan suasana riuhnya pantai (ada mas-mas yang mijetin mbak-mbak, cowok naik mobil-mobilan, muda-mudi voli, mbak-mbak berjemur) diulang dua kali dalam cerita yang berbeda. dan parahnya, nggak ada perubahan detail. oh, pelis!
2. scene tewasnya kemal dan nining kenapa ya? kok maksa banget tiba-tiba diperlihatkan mati dibunuh oleh si dukun yang mirip sama ki joko pinter.
3. ada dua penampakan bule disini. pertama penjaga pantai yang pamer bodi trus mati. kedua bule cewek yang pas liat trailer gue pikir luna maya. kayaknya nggak ada hikmah deh dari kehadiran mereka berdua. toh porsinya nggak begitu penting.
4. tujuan anak-anak ini ke pantai tuh geje banget. kalo di film-film luar kan jelas. misal selain tequila party bisa having seks atau apalah. tapi film ini berputar hanya di aksi jenglot membunuh cewek-cewek berbikini disini.
5. kalo suka piranha 3D dan slashernya si ikan brutal itu, lupakan ekspetasi besar pada film ini, karena penampakan sadis dari aksi cabik-cabikan jenglot sangat sampah. masa si jenglot cuma terlihat nempel di leher trus jreng-jreng... korban tiba-tiba diperlihatkan dalam keadaan terlentang bersimpah darah.
6. porsi eksekusi ber-hide and seek ria antara jenglot dan temmy over lama. dan berakhir dengan satu kata: maksa!
7. gue sempet bertanya sama tembok, ini jenglot jumlahnya berapa ya? kok bisa disini-disana, pindah sini-pindah sana secara tidak berkesinambungan. kok jadinya nggak jauh beda sama hehantuan narsis di film horror lokal sebelumnya?
8. scene ketika temmy dan rendy mencari temannya bikin gue pengen teriak dan nimpuk mereka pake panci. "WOI, CARI JANGAN DI SITU DOANG. MAU NI PANCI NYASAR KE MUKA LO?!?" habisnya udah teriak-teriak "josh, denis, kemal!!" tapi nggak kemana-mana malah diam diruang tamu. bisa kan cek dikamar-kamar gitu. kelihatan banget kalo sutradaranya menganut sistem not action talk only!
bisa gue bilang film ini tertolong dari sinematografi dan cara rizal nge direct yang nggak perlu diraguin lagi. masih berminat buat menonton? rasanya nggak perlu gue tanyain. gue jamin film ini masih akan terpajang posternya di bioskop dalam jangka 2 minggu kedepan. yah, inilah film yang hadir untuk komersil bukan untuk memperbaiki perbendaharaan film tanah air yang sudah mulai ditinggalkan penontonnya.
NB: kayaknya nggak perlu ada sekuel. adapun bakalan basi dan kelihatan kalo demi tujuan komersil doang.
rating 1.5/10
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar