Pages

Susah Jaga Keperawanan Di Jakarta [2010]

Bookmark and Share

rating 4/10

pas liat posternya gue langsung shock total. what the hell? sangat kalerpul dan gak jelas. lalu apakah isi filmnya se-what the hell posternya? dan nyatanya tidak. maksud gue tidak sepenuhnya what the hell gitu. cukup sampai kata what the saja tanpa hell. why?

meski cerita daur ulang, tentang keperawanan-keperawanan gitu deh, entah kenapa film ini sedikit memiliki bobot. ya, bobotnya kira-kira 35% lah. karena pesan yang dibawa dari film ini cukup nendang; JANGAN DATANG KE JAKARTA KALO GAK PUNYA SESUATU YANG BISA MEMBUAT LO BERTAHAN. bertahan disini maksud gue adalah bertahan hidup dengan segala bakat yang lo punya. yup, ngapain juga datang ke kota besar kalo niatnya nyari rejeki tapi gak punya keahlian?

lewat pesan singkat itulah sang sutradara yang merangkap juga sebagai penulis skenario membuat sebuah cerita yang seharusnya bisa menjadi baik tanpa harus memasukan unsur esek-esek. tapi tetep aja dimasukin demi memperindah karya jualannya. kalo memang sebagai kebutuhan cerita sih, it's okay kalo kata gue. tapi disini adegan itu kelihatan terlalu dipaksakan. lihat aja scene pembuka. penting gitu ya bikin cuplikan-cuplikan adegan yang gue kira bakalan nongol tapi nyatanya nggak. malah kalo gue pikir, lumayan ngeganggu.

bercerita tentang tiga gadis desa, srintil, centini dan kunil yang bermimpi hijrah ke kota besar untuk mendapat penghidupan yang layak. karena tau mereka gak mempunyai bakat, kunil dan centini nerima nasib jadi gadis desa yang siap dilamar lelaki kaya. tapi berbeda dengan sri sundari alias srintil. dia nekat kabur membawa dua temannya untuk membuktikan kepada ortunya kalo dia bisa jadi 'orang'. ya, dengan hanya berbekal uang beberapa ribu dan mimpi jadi artis tanpa punya keahlian, dia sampai dijakarta, berjuang mengadu nasib. pertanyaanya, dengan apakah dia bisa membuktikan kepada orang tuanya yang sudah pesimis bahkan mengecapnya sebagai gadis bodoh, kalau ucapannya bisa dibuktikan?

jawabannya gampang saja, seperti film bertema edukasi yang menyesatkan lainnya, film ini mengajarkan bahwa untuk hidup mapan dikota besar cukup dengan hanya menjual diri. padahal kalo dipikir-pikir masih banyak cara lain gitu, kan? jadi babu kek, penjaga toko kek, apa kek... tapi mungkin karena nggak asyik untuk dibikin jadi sebuah film, ya gini deh. nikmatilah hasil yang ada.

dari segi pemain utama, nggak ada yang berperan wah selain mengandalkan fisik doang. mereka berakting sesuai tuntutan skenario. malah indra birowo, yang jadi pemain pendukung bernama bertha,seorang lelaki jadi-jadian, bisa membuat gue bertahan ditengah hal-hal chessy, membosankan dan bisa tertebak, yang memenuhi seisi film. entah kenapa lucu aja gitu liat tingkahnya. mungkin bawaan dari sketsa extravaganza kali ya. terbukti gue sangat menikmatinya. belum lagi dandanannya yang berubah-ubah tiap adegan. dari meniru, lara croft, marilyn monroe, beyonce sampe snow white. gokil deh. hahaha... pokoknya kalo ada adegan bertha-nya gue pasti ketawa entah ngakak ato cuman senyum. tapi kalo udah nggak ada, gue langsung senyum garing. karena nggak ada lucu-lucunya.

seperti biasa, nggak lengkap kalo gue gak menyebutkan hal-hal geje yang SANGAT mengganggu dari film ini. pada poin pertama datang dari pengeditan adegan menuju klimaks. contoh adegan ketika centini nekat meninggalkan rumah. yang ngedit kayaknya kebingungan. terbukti pas centini pergi, tiba-tiba adegan beralih ke usaha bertha menjual kunil. lalu menyambung adegan srintil yang marah karena bertha menjual kunil tanpa kesepakatan dan kembali lagi ke acara hilangnya centini. maksudnya apaan ya? kalo dipikir secara logika, kayak nggak pas aja gitu. centini minggat tuh siang, kunil dijual bertha malem. srintil marah-marahnya pada keesokan harinya--gue perhatiin dari dandanan dan baju yang dipake. tapi kenapa pas scene bailk menceritakan centini, yang terjadi seolah-olah baru tadi sore tini minggat. hahaha...

belum lagi konflik yang dibuat dahsyat tapi pengeksekusiannya sangat nggak banget. pertama ketika karakter yang diperankan tessy berusaha mencari srintil-centini-kunil, gue nggak tahu tujuan dia apa antara memenjarakan mereka karena dianggap meresahkan warga keturunan yang protes karena ditipu, mereka yang diduga membunuh atau menikmati tubuh mereka. disini terjadi acara bola ruwet yang cuman bisa dimengerti oleh sutradara.

lalu scene ending ketika terjadi pengejaran antara gerombolan tessy dan srintil, adegan itu sangat terlihat digampangkan. liat aja, mobil yang tiba-tiba nongol didepan padahal sebelum scene berpindah, mobil berisikan bertha dan ayah srintil masih kebingungan mencari srintil cs. dibelakang.

harusnya gue maklum karena ini film komedi. tapi ini udah keterlaluan dan annoying. untung ada indra, coba kalo nggak, pasti garing jaya ni film.

http://www.smileycodes.info

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar