Gue melihat karya terbaru dari sutradara kenamaan Indonesia ini tanpa ekspetasi apapun. Bahkan cenderung antipati. Entahlah, mungkin efek dari film Ayat-Ayat Cinta yang membuat gue sedikit muak dan nggak respek. Tapi setelah melihat karya Hanung Bramantyo sesudah film dengan jumlah penonton 3.581.947 tersebut seperti “?” yang masih menyisakan kontroversinya hingga tulisan ini gue publish, serta Lentera Merah (2006) dan Get Married (2007), gue yakin dan memaklumi, harusnya dulu nggak perlu membenci sosok Hanung sebegitunya. Mungkin dalam Ayat-Ayat Cinta dia hanya terpeleset, untuk kemudian bangun kembali. Dan itu terbukti. Meski sempat terseok dengan film yang mudah terlupakan. Hanung bisa membuktikan bahwa dia memang layak menjadi sutradara yang karya-karyanya patut kita tunggu dan apresiasi.
Tendangan Dari Langit, adalah film terbaru sekaligus garapan kedua Hanung di tahun ini. Bercerita tentang perjuangan from zero to hero seorang remaja kampung bernama Wahyu (Yosie Kristanto) yang mencintai bola melebihi apapun. Sayang, bakat itu tak pernah diakui oleh sang Ayah (Sujiwo Tedjo). Bahkan dengan tegas beliau melarang anaknya bermain bola. Namun dengan dorongan sang paman, Hasan (Agus Kuncoro), yang melihat ada bakat besar dalam diri keponakannya itu, Wahyu akhirnya tertarik untuk melanjutkan mimpinya menjadi pemain bola profesional.
Plot yang basi. Jelas. Rentetan kisah from nothing to something memang nggak bisa lepas dari film bertema seperti ini. Tapi dengan lihai, Fajar Nugros selaku penulis skenario mampu meracik keklisean yang ada menjadi menarik untuk diikuti. Lihat saja, Tendangan Dari Langit tampak begitu fresh dengan segala bumbu yang menghiasi seperti dimasukannya unsur cinta monyet, persahabatan dan hubungan keluarga. Karena Fajar mampu menampilkannya dengan porsi yang pas dan tidak berlebihan. Meski dibeberapa bagian terlihat kurang matang. Seperti kisah cinta segitiga antara Wahyu, Indah (Maudy Ayunda) dan Hendra (Giorgino Abraham) yang terasa hanya untuk mengulur durasi.
Didukung jajaran ensemble cast yang mumpuni, membuat film ini makin berkilau. Sebut saja Yosie Kristanto yang begitu meyakinkan lewat debutnya. Serta beberapa karakter pendukung yang diperankan oleh para pendatang baru maupun aktor aktris lawas yang rupanya mampu memberi highlight tersendiri. Nggak boleh ketinggalan penampilan spesial dari Irfan Bachdim dan saudara iparnya, Kim Kurniawan, dimana selain mampu menjadi taktik dan strategi penjualan filmnya, rupanya mereka bisa berakting tidak mengecewakan sebagai dirinya sendiri
Jadi nggak heran, kalau siapapun bakal mengalami gejala jatuh cinta pada pandangan pertama sama film yang soundtracknya di nyanyikan oleh band Kotak ini. Atau guenya aja yang lebay? Entahlah, ada euphoria tersendiri yang terjadi ketika gue nonton film ini. Dimana satu studio sumpek dipenuhi penonton di hari pertama pemutaran reguler. Karena berasa lagi nggak kayak nonton film, tapi nonton pertandingan bola. Haha.. gimana nggak rusuh tuh, habis seisi studio pada heboh teriak “GOOL!!” bahkan ada yang tepuk tangan saat ada adegan bola masuk ke gawang.
Oke, dari segi cerita, lumayan. Ekskusi sang sutradara, keren. Pemilihan soundtrack, dahsyat. Sinematografi dari Faozan Rizal, ciamik! Akting, cadas! Terus apalagi ya? Jadi bingung gue saking speechlessnya pas nonton film ini. At least, sebagai tontonan keluarga, Tendangan Dari Langit adalah sebuah film dengan paket komplit. Ada drama yang mengharu biru, komedi, tegang, semua campur jadi satu. Atau malah gue prediksi bisa jadi film terbaik tahun ini. Salut aja deh untuk orang-orang dibelakang layar Tendangan Dari Langit. Bikin gue bisa sedikit bangga jadi orang Indonesia kalau film yang di produksi modelnya kayak gini. Bukan kayak... ah, males bahas deh. Ayo, segera datang ke bioskop!
Rating 8.9/10
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar