dari luar, film arahan rako prijanto ini terlihat sangat meyakinkan dengan membawa nama besar dian sastrowardoyo dan judul yang aneh namun terdengar ear catching. tapi kalau diteliti lebih dalam lagi, film ini ternyata mempunyai borok. hingga akhirnya bobrok secara keseluruhan.
1. poin pertama menyorot soal sutradara. nggak ada yang salah sama debut rako di layar lebar setelah sebelumnya bermain di film tragedi, eliana eliana dan arisan! dia udah mendirect dengan cukup maksimal. cara dia nge-shoot angle-angle tuh lumayan nge-art, dinamis dan enak dilihat. kekurangannya cuman satu, gagal membuat pemain-pemain di film ini menyatu sama cerita.
2. dian sastro berperan sebagai kalin, cewek lugu penjaga tiket busway yang akhirnya sukses menjadi model papan atas karena pertemuan tak sengajanya dengan lando yang diperankan oleh rizky hanggono. dian sanggup berperan sebagai kalin cuman dari kulit luarnya doang seperti dalam hal berkostum yang memperlihatkan dia cewek lugu lalu berubah jadi seorang yang mempunyai kehidupan glamor. tapi cara ngomong, ekspresi dan kelakuanya tuh masih terlihat seperti cinta di film ada apa dengan cinta? padahal jelas-jelas kalin dan cinta adalah sosok yang berbeda.
pemain lain pun juga begitu. ada rizky hanggono yang saat itu masih pemain newbie alias debutan. dia nggak jelek kok. tapi kurang ekspresif, bahkan saat harus tertawa pun! akting dia tuh sedatar mukanya (ups, sori, sengaja). trus ada gary iskak yang karaternya hampir ditiap film gitu-gitu mulu cuman ganti nama doang. ada pula rima melati yang sukses ganjen banget jadi nenek-nenek. nggak salah kalo dia menang award sebagai best supporting actress di ajang festival film asia pasifik. sedang dian sastro mendapat award sebagai aktris menjanjikan.
ada satu karakter yang menarik disini. adalah tokoh rara yang diperankan sama katinka. dia emang muncul dalam dua scene buat bikin konflik awal dan cerita berjalan. tapi akting nangisnya oke banget. mencuri perhatian.
3. judul filmnya nggak ada hubungan sama sekali dengan cerita. mungkin awalnya emang nggak mempunyai judul karena plotnya menjiplak mentah-mentah music video (mv) penyanyi korea. ungu violet hanya diartikan dari campuran warna kesukaan kalin dan lando. kalin suka warna merah dan lando suka warna biru. jadi jangan heran kalo disepanjang film soal kostum cuman didominasi oleh dua warna itu. dan voila, jadilah judul ungu violet. kasus judul aneh kayak gini juga terjadi di film arahan hanny r. saputra; love is cinta.
4. menyinggung poin ketiga, gue mau ngasih tau hal terparah kenapa film ini harusnya menjadi film sampah, film terburuk dian sastro atau film yang mestinya nggak perlu ada karena malu-maluin banget. gimana nggak anjing kalo dua jam disini adalah pengembangan sebuah mv dari penyanyi korea bernama kiss berjudul because i'm a girl. coba deh, bagi lo yang udah nonton, perhatiin mv dibawah ini sampai habis. dan berspeechless lah. sumpah, parah banget. versi indonesia hanya dirubah beberapa detail dengan penambahan karakter baru. namanya juga bangke, jadi lama-lama kecium juga. yang bikin film juga goblok, mau nyontek kok dari mv terkenal.
5. hal diatas diperparah dengan skenario bikinan om jujur prananto yang picisan dan dangkal. dimana cerita-cerita kek gini bisa terlihat pasaran dengan dialog gombal tentang cinta yang hampir udah pernah dimunculkan dalam novel teenlit-chicklit-metropop, sinetron, ftv dan film layar lebar lain.
6. selain dangkal, banyak juga adegan yang terpaksa dibuat sama om jujur biar seru. tapi buat gue, hello, maksa banget sih? pertama adegan ketika rumah nenek kalin kebocoran. terlihat nenek kalin bingung nyari alat untuk menadahi tetesan air hujan sampe nekat memindahkan air dalam bak ke tempat lain padahal udah tau kalo berat tapi tetep aja keukeuh hingga akhirnya jatuh dan pingsan. apa gunanya gitu ada kalin. kan bisa aja disuruh bantuin angkat gitu. dan scene setelahnya pun terlihat dimana kalin sudah menemukan ember. bahkan mengepel lantai!
pemaksaan kedua terjadi sebelum kalin tertabrak hingga akhirnya menjadi buta karena matanya terkena pecahan gelas yang dia bawa. nah, gelas ini yang jadi masalah. kenapa juga kalin lari-lari ngejar lando sambil bawa gelas. gue kira sih buat lempar lando. tapi ternyata cuman jadi properti supaya akhirnya kalin jadi buta. dan itu belum ada apa-apanya ketika melihat posisi jatuh kalin setelah tertabrak. hei, gimana cara kalo ada orang tertabrak dari depan lalu jatuhnya disamping persis dalam posisi lurus sejajar dengan mobil? seenggaknya kalo emang mau dibikin supaya rada art, dimana di film terlihat efek slow motion, harusnya dipikirin logika-logika cara jatuh setelah ditabrak yang baik dan benar.
at least, sebagai melodrama, ungu violet bisa jadi film terbaik kalo saja bukan dari hasil ngejiplak karya orang lain. dari mv lagi. minimal kalo emang punya niatan kek gitu, dicantumin credit kalo film ini dikembangkan dari mv nya kiss. tai banget lah!
NB: mv model kek gini ternyata juga dijiplak sama video klip lagunya adi 'naff' berjudul cinta memilihmu dengan perubahan detail tapi tetap menceritakan cewek yang buta karena kecelakaan lalu cowok yang mencintai dia menyumbangkan korena mata biar si cewek bisa melihat. sayang, kisah kek gini, cuman bisa terjadi didunia fiksi.
rating: 0.5/10
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar