rasanya seperti sangat ketinggalan jaman saat sedang booming-booming nya arisan! di bioskop, gue masih belum ngeh bahkan malas untuk menonton film ini. lihat saja dari judulnya yang terkesan emak-emak banget. tapi siapa yang sangka film ini mendapat banyak penghargaan dan pujian.
mungkin bisa gue bilang dari sinilah lahir nama-nama filmaker yang nggak sekedar bisa bikin film, mereka bikin film karena harus. tentunya dengan menyeimbangkan antara kualitas dan kuantitas. sebut saja nia dinata dan joko anwar. siapa yang tak kenal dengan mereka, dengan karya-karya mereka? meski tak selalu harus menjadi sutradara. tapi mereka tetap memproduseri dan menulis skenario film layar lebar indonesia berkualitas seperti madame x, quickie express, janji joni dan sederet judul lainnya.
arisan! menampilkan tiga tokoh sentral yang nantinya akan mengaduk-aduk emosi penonton. dengan tiga background karakter berbeda tapi disatukan oleh jalinan persahabatan sejak kecil.
sebutlah meimei (cut mini), sosok rapuh yang berusaha tegar demi mempertahankan bahtera rumah tangganya dengan ical (nico siahaan) yang sudah lama tak dikarunia anak.
lalu andien (aida nurmala), kaum socialite yang hidup bergelimang harta sampe akhirnya terjebak pada permainan terlarangnya sendiri gara-gara ingin membalas dendam atas perselingkuhan kecil suaminya (joshua padelacki).
terakhir ada sakti (tora sudiro), sosok pria yang tengah bingung akan jati diri yang menyimpang kodrat. dimana awalnya tak menerima kesalahan alami dalam hidupnya sampai dia bertemu dengan nino (surya saputra) dan mulai belajar menerima diri apa-adanya.
dari tiga karakter itulah film ini berjalan dan dibuat semakin kompleks saat mereka ternyata saling membutuhkan satu sama lain meski harus melewati ragam lika-liku kehidupan khas kaum metropolis.
bisa gue bilang, meski tema yang diambil waktu itu sangatlah berani, tapi film ini berhasil menohok setiap orang yang menonton dengan cara yang menghibur dan bisa diterima dengan baik. dilaog-dialog yang tak sadar ternyata sentilan, isu-isu sosial dan gaya hedon kaum elit ibu kota semua tersaji disini secara gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi.
nggak salah kalo gue patut memuji sutrdara dan penulis skenario film ini. joko anwar mampu merangkai tiga karakter sentral secara pas, make sense, tak berlebihan serta dengan pintar mengatur agar tak ada diantara 3 karakter utama ini yang paling dominan. semua berjalan dengan cerita sendiri namun tetap jadi satu kesatuan yang utuh. tak lupa nia dinata yang mampu memvisualisasikan naskah joko dengan sangat perfect. terlebih detail-detail kecil dari wardrobe, setting dan pengambilan gambar yang menarik. two thumps up deh!
departemen akting pun juga rasanya patut gue acungi jempol. mereka bermain sesuai porsi dan begitu menyatu dengan karakter. cut mini yang rapuh tapi sok tough, tora yang lagi dilema sama jati diri dan aida nurmala yang centil sebagai tante-tante high class.
nggak ketinggalan scoring dari andi rianto serta soundtrack-soundtrack sepanjang film yang ear catching yang semakin menambah hidup film ini.
aha, rasanya gue terlalu berlebihan memuji film ini sampe melupakan beberapa kekurangan yang cukup menganggu. fakta pertama nih, kenapa ya sosok ical nggak terlalu diceritakan kelanjutannya setelah memilih meninggalkan meimei? padahal diawal film berjalan sempat diperlihatkan sekilas bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan wanita yang entah istri atau cewek simpanan. padahal gue kira nantinya bakalan ada adegan klise seperti meimei mengetahui perselingkuhan itu atau bagaimana. atau memang karena klise itulah nia dan joko membuat filmnya seperti ini? agar lebih berbeda begitu?
fakta kedua, terlalu banyak dialog deh. meski nggak menganggu sih tapi kadang ada dialog yang nggak kedengeran akibat berbenturan omongan sama karakter lain. spesial pas adegan arisan. dimana emak-emak kurang kerjaan itu saling pamer kehedonannya dengan sangat tidak penting. selebihnya, very entertaining.
mungkin karena waktu itu gue masih SMP, jadi nggak ngeh juga dengan tema yang diambil sama film ini. terutama konflik yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. tapi setelah melihat sekarang. rasanya film ini cukup gampang dimengerti oleh semua orang. sayang, cuman lihat lewat DVD. coba kalo di bioskop. pasti seru.
denger-denger bakalan ada sekuelnya ya? wah, appreciate banget nih. kayaknya film yang patut ditunggu juga.
at least, film ini pernah dibikin tv serinya dan ditayangkan oleh stasiun antv. cuman sayang nggak pernah lihat. dan nggak tahu gimana nasib jalan sekuelnya. gue harap bisa lebih outstanding daripada seri pertama. mengingat kehidupan pasca seri pertama udah hadir dalam versi tv.
rating: 8/10
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar