Seperti yang udah pernah gue bilang dipostingan-postingan sebelumnya, pasca mati suri, sebelum kayak sekarang, Indonesia pernah disuguhi dengan tontonan bermutu yang tidak asal jadi. Mungkin karena waktu itu persaingan nggak seekstrem sekarang, meski, yah, yang jadi bahan saingan pun cuma tontonan sampah, muncullah film-film yang dibuat dengan jujur.
Contohnya adalah dongeng musikal modern berjudul biarkan bintang menari arahan indra yudhistira. film produksi transinema, sebuah production house anak buah trans tv, yang sekarang udah jarang bikin film layar lebar setelah gagal lewat karya terakhir mereka; dunia lain: the movie.
Bercerita tentang neyna (ladya cherryl) dan grey (ariyo wahab), dua sahabat kecil yang berpisah lalu bertemu kembali setelah dewasa dengan keadaan yang berbeda 180 derajat. Dimana neyna masih sama seperti dulu, seorang gadis lugu periang dengan keingintahuan yang besar dan masih mempunyai cita-cita jadi seorang putri kerajaan. Sedang grey, seperti biasa, jadi cowok penuh masalah produk kota besar, terutama dengan ayahnya (el manik).
Awalnya pertemuan itu tak mudah karena grey bersikap dingin pada neyna. Grey merasa tak bisa lagi menjaga neyna bak seorang pangeran seperti saat mereka kecil dulu. Namun dengan bantuan keyko (stephanie pascalia), neyna berusaha meyakinkan grey kalo dia hanya ingin lebih dekat dengan grey. Toh neyna merasa sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri.
Sampai ketika grey menyadari bahwa sebenarnya dia ingin hubungannya dengan neyna kembali seperti saat mereka kecil dulu, kejadian yang tak disangka tiba-tiba menghancurkan semua. Dan neyna memilih kembali pulang ke kampung halamannya. Merenungi nasib baik yang tak berpihak padanya.
Plot yang menarik bukan. dan di olah dengan baik oleh monty tiwa dibagian script writer. ditambah cara sang sutrdara dalam mengarahkan lakon para pemainnya yang berakting secara pas sesuai karakter dan tak berlebihan membuat film ini sangat menarik tuk diikuti.
tak lupa aksi musikal yang bertebaran disetiap scene dengan lagu-lagu gubahan andi rianto yang catchy ditelinga, menambah nilai plus buat film ini. begitu lovable. Rasanya inilah film musikal setelah petualangan sherina yang bakalan jadi film Indonesia favorit gue. Karena sejauh ini gak ada film musikal Indonesia yang begitu berkesan.
tak lupa aksi musikal yang bertebaran disetiap scene dengan lagu-lagu gubahan andi rianto yang catchy ditelinga, menambah nilai plus buat film ini. begitu lovable. Rasanya inilah film musikal setelah petualangan sherina yang bakalan jadi film Indonesia favorit gue. Karena sejauh ini gak ada film musikal Indonesia yang begitu berkesan.
Cuman sayang, ada satu scene yang bagi gue tuh annoying banget. Yaitu scene pas neyna bingung berdandan ketika akan datang ke ulang tahun pasha. Dimana keyko yang bersedia merias neyna tiba-tiba kebingungan dan memanggil peri banci lalu menyulap neyna jadi cantik bak seorang putri. Pertanyaannya, gimana bisa? Padahal ini bukan film fiksi penuh keajaiban. Kalo seandainya cuma halusinasi, kenapa nggak ada adegan selanjutnya yang menceritakan mengenai hal itu. well, lupakan hal itu karena selebihnya, sangat menghibur.
Dan ya ya ya, gue senyum mulu ngelihat akting dan dandanan keyko yang lebe abis. Awalnya gue kira ini bagian wardrobe ngehe bener bisa ngedandani karakter keyko dengan overatted. Tapi setelah gue perhatiin, ternyata hal itu bagian dari karakternya. gokil!
Dan dengan pertimbangan diatas, rasanya nggak salah kalo gue kasih nilai 7 buat film ini. So far, very entertaining lah. Film yang layak tonton dan di koleksi bagi mereka yang lagi butuh hiburan lain khas buatan anak negeri ditengah maraknya film-film sampah dibioskop. Berharap nanti ada film-film Indonesia sejenis ini yang muncul dilayar lebar. We will see…
rating 7/10
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar