rating 0/10
Ini bukan film arahan KK Dheraj ato Nayato, tapi sama-sama nyampah. Asli, gue rugi nyewa film ini di rental—karena nggak meyakinkan untuk di tonton rame-rame di twenty one. Ya, rugi banget meskipun cuma ngeluarin uang 3500 perak doang, hahaha… this time, gue ngaku sama sekali nggak ikhlas seperti di postingan sebelumnya karena film ini emang bener-bener nggak ada maksud buat ada di bioskop Indonesia dan bikin gue mencret berhari-hari setelah nonton *haha, lebay banget*. Intinya, gue ngepost entry ini karena cuman pengen maki-maki ni film dari berbagai segi. Oke, let’s do it!
1. dari poster, udah geje dan bikin gue bingung. Ini film judulnya jejak dara ato jejak darah? Karena huruf H-nya nggak jelas gitu. Fuck it!
2. film ini beredar secara mendadak saat dimana-mana orang pada heboh akan menyambut tayangnya film slasher pertama di Indonesia yang begitu happening; Rumah Dara. Dan jangan samain film ini dengan karya Mo Brothers itu karena kepeleset jauh banget alias bagai bumi dan tai.
3. Rumornya sih, film ini cepet-cepet diedarin secara resmi di jaringan twenty one cuman buat mengecoh penonton *khususnya penonton yang goblok en bisa ketipu* begitu tau aksi sadis Dara akan mengahantui mata kita.
4. katanya diangkat dari novel best seller? Gue kok gak pernah denger judul novel ini wara-wiri seperti dealova or laskar pelangi ya. dan parahnya, udah berani ngaku-ngaku. Setipe sama kasus film toilet 105 yang bikin gue mimisan berbulan-bulan gitu deh *haha, postingan gue kali ini memang mengandung kegejean yang teramat sangat*.
5. gue nggak ngerti jalan cerita film ini karena ngelihat cuman setengah jam doang dan gue matiin laptop gue saking berasa udah setahun nonton. Abisnya, selain cerita nggak mutu, akting pas-pasan para pemain, genre thriller yang di special appreance-in oleh penampakan-panampakn narsis binti nggak penting setan-setan nggak serem, film ini juga membosankan dan bertele-tele. Bikin gue makin sangsi kalo novelnya beneran best seller. Kalo emang iya best seller, begitu filmnya diadaptasi dan hasilnya bikin diare, siapa yang harus gue salahin, scriptwriter ato penulis novelnya?
6. berkali-kali dalam 30 menit gue cuman denger suara cempreng Talita dan seorang cowok nyanyi soundtrack buat film ini. Maksudnya apa sih? Kalo theme song-nya cuma satu, nggak usah diulang-ulang setiap saat kenapa? Annoying tau…
dan, karena gue nggak nonton film ini sampe tuntas *soalnya takut terkena typus akut*, jadi cukup sekian dan terima kasih isi bacotan gue. Wassalam ...
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar