Guess what, siapa hantu paling eksis di Indonesia raya tercinta? Jawabannya nggak lain dan nggak bukan adalah POCONG. Sebagai setan yang memiliki ciri khas tersendiri dan hanya muncul di Indonesia saja, hantu berbungkus kain kafan ini sudah membuat sineas kita yang pada dasarnya memang suka kekeringan ide, semakin annoying dalam hal mengekplorasi genre horor dengan pocong sebagai pionir untuk menarik penonton ke bioskop.
Pocong Minta Kawin adalah film horor kesekian yang memakai judul pocong. Film horor kesekian yang membuat imej pocong sebagai hantu menyeramkan di Indonesia rusak. Film horor kesekian yang akhirnya harus masuk ke tempat sampah seperti film berjudul pocong-pocong sebelumnya. Film horor kesekian yang... what the F?
Ningsih (Chika Waode) adalah cewek yang mesti galau seumur hidup karena bergigi maju lima meter. Gara-gara itu pula calon suaminya membatalkan acara pernikahan mereka. Ketika sedang asyik curhat nasib diatap rumah susun, Ningsih dikagetkan oleh seruan Yuli Gaga (Julia Perez) yang malah membuatnya terjatuh dari atap dan meninggal. Nggak lama kemudian, empat mahasiswa kere sebut saja cowok A, B, C dan D, mencari kos murah dan menemukan bahwa kamar bekas Ningsih disewakan dengan harga meriah selangit. Dari sinilah teror Ningsih, pocong bergigi maju lima meter, di mulai.
Plotnya simpel. Plotnya basi. Dan coba tebak siapa penulis naskahnya. Oh my god, yes, Armantono. Tapi gue nggak yakin kalo ini hasil pikiran Armantono. Gue yakin banget kalo ini bualannya Harry Dagoe Suharyadi (HSD) aja biar filmnya bisa sedikit terangkat. Mengingat track record Armantono sangat jarang menulis skrip untuk genre horor. Tapi gatau lagi sih kalau dia maksa-maksa nulis horor sehingga jadinya ancur kayak gini. Buktinya PMK adalah kali kedua HSD dan Armantono duet setelah sampah lainnya bertajuk Di Kejar Setan.
Film ini disutradarai oleh Chiska Doppert. Merupakan film ketiga Jeng Chis setelah Ada Apa Dengan Pocong? Dan Tumbal Jailangkung. Lupakan judul Missing karena Jeng Chis memberikan konfirmasi bahwa di film itu dia hanya bertindak sebagai asisten sutradara. Dan entah kenapa Nayato memakai namanya. Jadi cukup jelas, Missing adalah bagian dari sampah om Naya.
Meski ada kesamaan di bebeberapa part yang bisa dimaklumi secara dia udah bertahun-tahun kerja bareng sang guru, semakin kesini jeng Chis jelas memiliki teknik yang berbeda. Pembeda Nayato dan jeng Chis adalah dari standar eksplorasi dan tidak terlalu suka memakai pakem flashback yang menjadi kedigdayaan sang guru tersebut. Di satu sisi itu horor menjadi mudah dinikmati. Tapi disisi lain horor itu jadi kehilangan taji; yaitu rasa curiousity atas apa yang terjadi.
Dan hasilnya, Pocong Minta Kawin telah gagal menjadi horor ataupun horor komedi. Komedinya super garing level biadap. Sedang horornya sama sekali tidak menyeramkan. Lalu apa yang sebenarnya ingin ditawarkan oleh proyek aji mumpung HDS ini jika pada akhirnya nyampah lagi-nyampah lagi? Apa dada Julia Perez? Apa gigi maju yang dipake Chika Waode? Atau akting kancrut ensemble castnya? Om my evil, please, mending HSD balik aja bikin film-film niat festival mengingat dia ga ada bakat eksis di genre ginian. Kayaknya HSD kurang belajar dari Di Kejar Setan. Atau entahlah... hanya Tuhan dan HSD yang tau. Seperti gue yang pengen boker di dalam bioskop gara-gara pas masuk studio liat poster resmi PMK dipajang dengan elegan. Terlebih lagi dengan tagline “gagal cuci centong, jadi pocong deh” yang sumpah najis abis. Bikin gue pengen sumpelin mulut HSD pake kancut mbak-mbak penjaga tiket. Ups..!
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar