Memanen padi dilakukan dengan banyak cara. Di beberapa daerah di Sumatera Barat dulunya padi yang sudah sabit untuk mendapatkan bulir-bulir padinya dilakukan dengan “mengirik” yaitu memelintir dengan telapak kaki bulir-bulir padi yang masih melekat pada tangkainya. Bila padi telah menguning biasa sipemilik sawah akan mempersiapkan segala sesuatu bagi makan dan minumum untuk orang-orang yang akan menyabit dan mengirik padi mereka. Dan anggota keluarga ketika musim menyabit dan mengirik itu tiba, sangatlah senang hati mereka karena kaum kerabat berkumpul bersama-sama ditengah sawah. Saat-saat itu sekaligus menjadi media berbagi suka duka diantara mereka.
Malambuik padi - Foto:beyete 21/5/2011 |
Tradisi mangiriak yang sarat nilai itu sekarang sudah tidak terlihat lagi. Kini panen padi kebanyakan dilakukan oleh orang-orang upahan dan hal itu sekaligus memperlihatkan kian menipisnya budaya gotong royong di ranah Minangkabau.
Mengiriak padi dengan “menyarayo” atau dibantu kaum kerabat sepertinya telah menghilang. Selain itu mengirik ada fisofosinya sebagai memperlakukan padi dengan baik.. Padi dilambuik dipandang sebagai cara memperlakukan padi kurang baik. Disamping itu dengan panen dengan cara malambuik yang dilakukan oleh orang-orang upahan selain menunjukkan renggangnya rasa kekerabatan , sekaligus mengurangi pendapatan dari hasil bersawah ***
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar