anyway, postingan kali ini sebenernya OOT alias out of the topic. tapi gak papa gue masukin aja. kan masih ada hubungannya sama film indonesia. hehehe... ditunggu masukannya ya, sobat!
Parodi film One Missed Call, Final Destination/Miracle: Menantang Maut dan The Ring. Serta sindiran berita-berita yang pernah happening di infotainment.
Sore itu kira-kira pukul lima tepat, Mika asyik membaca novel Rakyat-Rakyat Cinta karya Abdulrahman El-Zirah di kamarnya yang penuh dengan poster band-band lokal yang dicap sampah bagi penikmat musik Indonesia seperti King band, Es Teh 13 band dan Rindu band. Selain membaca, dia juga asyik mendengarkan musik lewat iPod-nya yang berisi sepuluh playlist lagu dari album perdananya bareng teman satu sekolah dulu pas di desa. Album itu berjudul “Okay!!!”, yang kini sedang laris banget penjualannya bak kacang rebus. Dan Mika bersama Miwi, temannya itu, tergabung dalam duo M2. Yang katanya mas Achmeed Ghani adalah versi nggak pentingnya Queen, duo grup yang didiriin istrinya, Mala Ekstasy, dan udah enam kali gonta-ganti personil. Ini daftar mantan personilnya plus bonus behind the scene.
1. Juminten; Gadis kampung ini cuma sempat jadi personil selama sehari karena pas mau proses rekaman tiba-tiba aja mati kena tabrak buldoser. Dan konon desas-desusnya dia jadi hantu ambulance. Kalo ditilik-tilik lagi, lumayan nggak nyambung juga sih. Jumi ketabrak apa, jadinya setan apa.
2. Aida Risma; Gadis ibukota ini juga bernasib sama dengan Juminten. Cuma dia mati pas mau launching album perdana. Dia mati pas lagi asyik terapi akupuntur disalah satu hotel. Katanya dia juga gentayangan arwahnya. Malah, foto arwahnya yang lagi memakai baju dengan pose sensual a la Dewi Bersisik pernah terpotret kamera wartawan infotainment Cek & Cekrek.
3. Vinka Mambu; gadis berbibir dower ini lebih beruntung dari Jumi dan Aida. Dia sempet jadi superstar karena album pertamanya bareng Mala Ekstasy sukses berat. Namun saying, dia memilih hengkang karena nggak tahan. Nggak tahan karena apa, sampai saat ini belum diketahui. Mungkin nggak tahan diejek Mala karena badan Vinka emang bener-bener mambu kali ya. Bagi yang belum tahu, mambu itu bahasa Malang-an yang artinya bau. Entah bau apa. Karena Mala selalu menolak untuk berkomentar. Pas ditanya, Mala selalu ngejawab gini: “Masyarakat sekarang udah pinter kok, guys. So, jawab sendiri ajah. Kan udah pada punya otak. Jangan gila dong.” Aduh mbak Mala sadis bener. Kalah deh si Miss No Komen, Desy Merana banget Sari.
4. Wulan Sarah; Janda tiga anak ini terpilih untuk mengganti posisi Vinka Mambu. Dan sama seperti Vinka, dia juga sempet jadi superstar dengan nama barunya Milan Kok. Tapi setelah hampir dua tahun berjalan, Milan Kok memilih hengkang karena gaji yang diterimanya lama-lama menipis. Katanya sih dipotong Mala Ekstasy buat bayar cicilan rumah, televisi, kulkas, buffet, blackberry dan mesin cuci di toko barang kredit.
5. Tania Eva; Benernya ini pilihan Mala Ekstasy berikutnya setelah Milan Kok dia pecat. Namun nggak jadi. Karena pas mau proses final rekaman, Tania Eva sengaja mengedarkan video mesumnya bareng pejabat untuk mendongkrak pamornya nanti biar gemilang. Namun bukan gemilang, yang diterima malah gemiling alias malu. Dan secara tidak hormat, Mala menyuruhnya balik jadi penyanyi dangdut aja.
6. Mi Chan; Gadis asal kota pendidikan yang sekarang udah nggak sejuk lagi kayak dulu gara-gara efek global warming ini terpilih setelah Mala Ekstasy stress dini selama tiga tahun karena hampir semua partner kerjanya nggak ada yang bermaksud semua. Dan dengan dipilihnya Mi Chan, yang kalo dikasak kusuk ternyata suaranya itu nggak bagus-bagus amat, Mala juga merubah nama Quenn menjadi duo Mala. Buang sial, katanya. Anyway, Mala bareng Mi Chan emang udah nggak sial lagi. Karena karir mereka emang kayaknya nggak terlalu up seperti dulu meski sering nongol di tivi. Malah kini gantian hubungan pentolan duo Mala bareng suaminya yang bergaya sok cool itu jadi berantakan. Sampe cerita pendek ini saya tulis, kisah pasangan ini masih aja nggak jelas. Kalo disinetronin, mungkin udah bisa ngalahin episode terbanyak sinetron Tersandung, kali.
Begitulah kisahnya. Sekarang balik lagi ke Mika. Setelah lama diperhatiin, ternyata dia masih tetap asyik baca novel best seller itu. Bahkan saking larisnya (novelnya, bukan Mika. Kalo Mika mah jomblo always), production house ternama DD Pictures, mengangkatnya ke layar lebar. Namun, meski film itu sesukses novelnya, Kakang Adul—panggilan akrab Abdulrahman El-Zirah—merasa kecewa karena jalan cerita filmnya menyimpang sedikit. Yahh… sabar aja deh, Kang. Orang sama-sama sukses ini. Yang penting misi dalam berdakwahnya berhasil kan.
“Aaaahhh!!!” tiba-tiba terdengar suara teriakan yang cempreng banget. Kontan, hal itu membuat Mika buyar konsentrasinya. Sambil ngedumel, dia membuka pintu kamarnya. Karena dia tahu siapa pemilik suara cempreng barusan yang datang dari arah depan pintu kamarnya yang bercat biru.
Begitu pintu terbuka, Miwi, si pemilik suara cempreng langsung menerobos masuk ke kamar Mika dan tak lupa menutup pintu kamar temannya itu lalu menguncinya sampai kepala kunci nggak bisa diputer lagi.
“Kenapa Wi?” Tanya Mika sambil melepas headphone yang tersambung ke iPod dari telinga dan mengalungkan di lehernya.
Miwi nyengir kuda, “nggak kenapa-kenapa. Pengen aja teriak-teriak.” Jawabnya santai.
“Terus ngapain pake dikunci segala?” Tanya Mika lagi heran dengan sikap aneh partner nya dalam M2.
“Pengen aja,” jawab Miwi santai sambil mengajak Mika duduk disebelahnya, diatas kasur Mika yang bed cover-nya bergambar Shincan.
“Lo tahu nggak Ka, minggu kemaren gue pergi berdua Micky ke Ragunan. Gue seneng banget.Karena gue akhirnya tahu ternyata dia emang sodaraan sama monyet. Terus pas disana, kita bareng-bareng lihat video mesumnya Tania Eva. Sumpah lucu banget tu video,” cerita Miwi yang otomatis membuat Mika melotot. “Kenapa lo?” Tanya Miwi sambil ngelus-elus sayang tahi lalat dibawah matanya begitu menanggapi reaksi Mika.
“Hellow, Jeng, are you kidding me? Lo tahu kan barang siapa menonton video itu, pasti akan mati dalam tujuh hari. Apa lo udah terima two missed call dari setan itu? Lo tahu kan, Tania Eva langsung bunuh diri setelah Mala Ekstasy memecatnya?!” panik Mika.
Miwi menatap Mika tajam, “sumpe lo?”
“Sumpe deh gue!” jawab Mika sambil bergaya a la hip hop bling-bling.
Dan tiba-tiba aja…
Di bawah payungku
Payung payung yung yung…
Di bawah payungku
Payung payung yung yung…
Terdengar lagu berjudul “Payung” yang merupakan versi Indonsia dari lagu “Umbrella”-nya Rihanna, yang ternyata menjadi lagu terakhir Tania Eva sebelum memilih loncat dari lantai satu sebuah hotel bintang tujuh yang terpercaya.
“Hape lo, Wi,” kata Mika memberitahu dengan paniknya.
Belum sempat Miwi mengambil hapenya yang dia taruh di tas tangan terbarunya yang bermerek Louis Pyton, suara Tania terhenti.
“Cuma missed call. Palingan Micky nyuruh nelepon. Biasa, dia kan pelit pulsa. Malah ngalah-ngalahin pelitnya gue. Lagian kalo setan Tania mau ngebunuh orang, pasti ada dua missed call.” Miwi menenangkan. Lebih kepada dirinya sendiri.
Belum sempat panik Mika hilang, terdengar lagi suara Tania yang berpayung-payung ria. Padahal lagi nggak hujan, nggak becek dan nggak ada ojek pula. Heran deh! Kontan hal ini membuat Mika parno abis. Apalagi begitu tahu, pas mau diangkat, Tania berhenti nyanyi lagi. Dan di layar hape Miwi tertulis jelas:
Two Missed Call
“Tuh kan, Wi. Lo nggak percaya sih sama gue.” Reflek Mika memeluk Miwi erat. Parnonya makin menjadi-jadi.
“Gue juga takut, Ka.” Kini, Miwi membalas pelukan Mika erat.
CLAP!
Secara gaib, tivi 12 inch di kamar Mika tiba-tiba menyala. Muncul gambar sumur yang terbuat dari tumpukan batu dan terletak ditengah hutan pinus berkabut tebal.
“Ka, kok tivinya nyala sendiri? Lo otomatisin ya?” Tanya Miwi.
“Itu pasti ulah Tania, “ duga Mika.
Dan benar saja, muncul sebuah tangan dari dalam sumur yang sepertinya berusaha menggapai mencari pegangan biar bisa naik keatas. Namun usaha tangan itu tak berhasil karena tanpa sengaja tangan itu memegang kulit pisang. Sehingga tangan—entah manusia entah setan itu kembali tercebur ke dalam sumur sampai terdengar suara ceburan yang cukup keras. Hingga membuat Mika dan Miwi kaget. Sampe-sampe latah Miwi pun kumat, “eh kapok, eh, eh cebyur byur!”
Fiuh… Mika menghembuskan napas lega. Lalu menyuruh Miwi untuk mengehentikan aksi latahnya. Namun belum sempat latah temannya itu terhenti, tangan dari dalam sumur itu kembali muncul. Dan kali ini berhasil mengapai pegangan. Seketika itu juga tangan satunya muncul dalam sumur. Lalu perlahan tapi pasti, muncul kepala seorang wanita berambut lebat. Setelah kepala, lalu seluruh badan wanita itu berhasil menapak di tanah. Dia memakai gaun terusan berwarna pink ngejreng dengan hiasan border bunga disisi-sisinya. Keren banget!
“Ya ampun tuh cewek fashionable banget deh, Ka.” Komentar nggak penting Miwi setelah berhenti dari penyakit latah kronisnya. Namun Mika nggak ngegubris. Dia malah asyik mejamin mata sambil memeluk Miwi yang berusaha sok nggak takut. Bagai komentator acara sepak bola. Dia malah menceritakan setiap detail tingkah wanita nggak jelas juntrungannya dalam layar televisi.
“Oke dengan terseok-seok, wanita bergaun pink yang kayaknya keluaran butik Madam Iwan Bungawan itu, berjalan mendekat kearah layar sambil mengulurkan kedua tangannya seolah mau mencekik. Tapi mukanya nggak kelihatan karena rambutnya tuh lebat banget dan menutupi hampir tanpa cela. Dan dia semakin mendekat. Mendekat… mende—“
JDUK!
“Awww…!” terdengar suara teriakan kesakitan. Bukan dari Mika atau Miwi. Tapi dari wanita dalam layar televisi. Karena pas udah mau keluar dari frame, kepala wanita itu terbentur layar dengan kerasnya. Yang kontan membuat Miwi ketawa ngakak. Mika pun yang sempat melihat sepintas, ikutan tertawa.
“Hahaha… nggak bisa keluar niy!” kata Mika.
CLAP!
Layar mendadak mati secara gaib. Segaib proses menyalanya tadi yang tiba-tiba.
“Tuh kan, Ka. Nggak ada apa-apa.” Kata Miwa.
Ahh… Okay! Ahh… Okay!
Okay okay ahh… Okay okay ahh…
Terdengar first single album M2 dari hape Mika yang menandakan ada SMS masuk. Mika buru-buru mengambil hape-nya dan membaca SMS itu.
Plis dong, Cin. Ukuran tivi lo kecil banget!
Jidat gue sakit taoo!
Sender: 7274444
PRAKK!
Mika membanting hapenya.
“Ada apa Ka?” Tanya Miwi.
“Ada SMS dari setan di tivi tadi,” jawab Mika panik, “dan LCD layar hape gue merah!”
“Apa?!?!” kaget Miwi yang langsung keluar dari kamar kos Mika.
Mika bingung dengan reaksi temannya itu. Tiba-tiba aja melintas bayangan orang tertabrak truk gandeng. Dan bayangan itu berhenti ketika sebuah kertas terbang tertiup angin dan menempel dimukanya. Buru-buru, cewek berambut sepunggung dan berbadan mungil itu mengambil kertas yang menempel sebelum membuatnya sulit bernapas. Dan dia pun berteriak begitu membaca tulisan yang tercetak di kertas HVS itu. Tulisan itu berbunyi cukup menyeramkan dengan ada beberapa huruf yang tercoret—kecuali huruf terakhir.
“M? M huruf terakhir. Dan kedua belas teman gue udah mati. Jadi yang harusnya mati dalam rancangan kematian adalah Miwi. Gue mesti gagalin rancangannya.” Mika membuang kertas itu dan berlari keluar kamar kos untuk mengejar Miwi. Dan untungnya Miwi masih berdiri di halaman depan. Tampaknya sedang menunggu taksi.
“Miwi lo mau kemana?” Tanya Mika panik.
“Mau nge-mal. Biasa… shopping gitu loh.” Jawan Miwi enteng.
Mika lalu berdiri di depan Miwi. “Adalah ‘M’, huruf terakhir dari pola kematian yang kita buat. Elo, Wi, elo!” seru Mika histeris.
BRAK BRUK!!
“Mikaaa!” jerit histeris Miwa begitu melihat Mika tertabrak bajaj yang sedang lewat. Dan tubuhnya terpelanting sejauh sepuluh meter. “Mika, huruf ‘M’ terakhirnya itu elo. Bukan gue. Mika, bangun!!” jerit lanjutannya sambil mendekati temannya yang terkapar tak berdaya di jalan.
“Maaf ya Neng. Saya tadi dikejar polisi. Bilangin: ‘Maaf, saya menabrak anda’ kalo temennya Neng itu udah sadar.” Kata sopir bajaj dan…
WUZZ!!! GRENGLUKGRENG!!!
Bajaj-pun melesat meninggalkan kepulan asap hitamnya.
“TOLOOOONG!!!” teriak Miwi. Namun tak ada yang menolong. Suasana rumah-rumah depan kos-kosan putri tempat Mika tinggal pun sepi. Matahari terbenam dibatas cakrawala.
belum selesai
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar