Kentut? What the hell is that?
Mungkin itu pertanyaan pertama yang bakalan muncul dibenak lo semua. Mengingat judul film ini emang sangatlah gak banget. Tapi terbukti mampu menarik animo masyarakat luas untuk membuktikan seperti apa isi filmnya. Apakah hanya berisi adegan kentut-kentutan atau adegan yang err.. jadi gak enak gue ngomongnya.
Bercerita tentang persaingan dua calon Bupati kabupaten Kuncup Mekar dengan visi dan misi yang berbeda. Kubu pertama diduduki oleh Patiwa (Keke Soeryo), sosok wanita cerdas dan lemah lembut yang berpikir lebih konkrit. Di kubu saingan ada Jasmera (Deddy Mizwar), pria perlente dengan cara berpikir lumayan nyeleneh dan mempunyai wakil yang berstatus sebagai penyanyi dangdut bernama Delarosa (Iis Dahlia). Saat selesai melewati acara debat terbuka yang ditayangkan salah satu stasiun tivi lokal, Patiwa menjadi korban tembak seseorang tak dikenal. Langsung saja dia dilarikan ke rumah sakit agar nyawanya dapat segera tertolong.
Irma (Ira Wibowo), wanita yang mengurusi tetek bengek kampanye Patiwa jelas kalang kabut. Pasalnya hari pemilihan kepala daerah tinggal menghitung hari. Dan itu tak mungkin dilewatkan jika Patiwa ingin menang. Masalahnya sekarang, kemenangan Patiwa hanya menunggu adanya bunyi kentut. Ya, Patiwa dinyatakan sembuh jika dia bisa kentut setelah dioperasi.
Kentut film yang unik memang. Dan Aria Kusumadewa selaku penulis skenario sekaligus sutradara terbilang berhasil membuat kita tertawa dengan black comedy-nya, dengan sindiran-sindiran disana-sini, dengan segala keabsurdan yang menunjukkan sekali fakta bahwa bangsa indonesia dan orang-orangnya memang seperti itu. Ya, kita disindir. Dan kita tertawa olehnya.
Namun sayang dari segi cerita kayaknya kurang berkembang dan kedodoran. Selain plot diatas, Kentut juga diisi banyak sub plot yang sebenarnya nggak nyambung. Tapi tetep dimasukin biar keahlian Aria Kusumadewa dalam menyalurkan aspirasinya bisa tersampaikan. Namun sayangnya dibeberapa part sentilan itu terbilang nggak tepat guna. Yang ada malah berkesan maksa sekali. Belum lagi soal ending yang sukses membuat gue melongo dan berkata “lho, kok gitu doang?”. Oke sih, setiap film memang mempunyai hak bersyarat dalam mengakhiri kisahnya. Meski terkadang dengan cara yang nggak bisa diterima gitu aja. Beruntungnya film ini diisi oleh jajaran pemain pendukung yang totalitas, yang sukses besar membawakan peran masing-masing secara maksimal terutama Ira Wibowo, Cok Simbara dan Rahman Yakob.
By the way, yang gue suka dari film ini adalah scene debat terbuka dimana pengambilan gambarnya dilakukan dengan teknik one shot. Keren banget akting Deddy Mizwar. Juga absurditas scene di rumah sakit yang annoying tapi asyik buat diikuti. Serta feedback suara yang sengaja dilakukan oleh tim editing di beberapa bagian. Gue nggak tau istilah filmnya apa, yang pasti ada scene dimana terdengar suara aneh yang spontan membuat gue ketawa ngakak.
Terlepas dari soal-soal diatas, overall Kentut tetaplah film yang bagus. Yah, film khas dari production house Citra Sinema deh. Gampang banget kalo mau dibikin daftar.
1. ada Deddy Mizwar
2. ada iklan disana-sini (dan di film ini, iklannya makin lebay)
3. ada ceramah-ceramahan
4. ada hikmah yang bisa diambil (meski sedikit)
Rating 4.5/10
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar